Powered By Blogger

Kamis, 10 Maret 2011

Kedudukan Agung Penghafal Al-Quar'an

     Akhi dan Ukhti...Sahabat yang luar biasa, al-Quran merupakan Kitab    Allah yang kekal, diturunkan kepada hamba-Nya, Rasul-Nya, dan penutup para rasul. Muhammad saw. Al-Quran adalah Kitab yang dijamin Allah akan selalu terjaga dari perubahan, penggantian, penambahan, dan pengurangan isi.

إنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون
"Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan al-Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya." (Qs al-Hijr: 9)

Al-Quran adalah sebuah kitab yang ada di seluruh penjuru timur maupun barat bumi ini. Al-Qran adalah sebuah kitab yang diterima secara lisan (talaqqi) oleh malaikat Rasulullah saw dari Malaikat Jibril, sedangkan JIbril menerimanya dari Allah swt.
Al-Quran adalah kitab yang diajarkan Rasulullah saw kepada para sahabatnya yang mulia, dan dibawa para malaikat pencatat yang mulia lagi baik-baik. Al-Quran adalah kitab yang dikumpulkan Abu Abakar ash-Shiddiq atas anjuran al-Faruq -Umar bin Khattab- dan dibukukan Dzun Nurain -Utsman bin Affa- serta seluruh muslimin (para sahabat) bersepakat atasnya.



Kitab Al-Quran adalah undang-undang kaum muslimin, syariat mereka, dan jalan hidup yang lurus. Ia adalah tali Allah yang kuat, hidayah-Nya yang relevan, serta nasihat-Nya untuk hamba-hamba-Nya. Selain itu, al-Quran juga merupakan mukjizat Rasul-Nya yang kekal hingga akhir zaman kehidupan dunia, dan jalan kaum muslimin menuju kemuliaan di sepanjang masa dan waktu.

Jika hakikat al-Quran seperti itu, maka Allah memerintahkan kita beribadah dengan membacanya, serta menjadikan orang yang mempelajari dan mengajarkan al-Quran sebagai sebaik-baik umat di antara kita. Nabi shallallahu alaihi wasallam juga mengabarkan bahwa barangsiapa yang membaca huruf dari al-Quran, maka baginya sepuluh kebaikan."(HR. Tirmizi dan Darimi serta dishahihkan AlBani dalam As-Shahihah [2327]).

Siapa yang membaca al-Quran dan terbata-bata dalam membacanya, baginya dua pahala. Sedangkan orang yang mahir membaca al-Quran, ia bersama malaikat pencatat yang mulia lagi baik-baik dari kalangan malaikat pada hari kiamat kelak. (Muttafaq alaihi).

Adapun para qori' (pembaca dan penghafal) al-Quran yang mengamalkan isinya, kelak di akhirat akan dikatakan kepadanya:
إقرأ وارتق ورتل كما كنت ترتل فى دار الدنيا فإن منزلتك عند آخر آية تقرأها
"Bacalah dan naiklah (ke surga) serta tartilkanlah (bacaanmu) sebagaimana engkau mentartilkannya di dunia. Sesungguhnya kedudukanmu (di surga) adalah berdasarkan akhir (jumlah) yang kamu baca."(HR. Ahmad dan Abu Daud serta dishahihkan AlBani dalam Shahih al-Jami' [8122])

Ia akan terus naik menuju tempatnya di surga hingga ia menyelesaikan hafalannya yang terakhir. Kedudukan ini merupakan yang sangat agung yang tidak akan diberikan kecuali kepada hafiz al-Quran (di samping memahami kandungan makna dan mengamalkannya). suaramedia.com

Senin, 07 Maret 2011

Bekerja Keras Tanpa Hasil

Cerita ini fiktif, tapi hasil modifikasi dari kenyataan yang ada. 
Ceritanya begini: Ada seorang pemuda. Dia tertarik dengan balap sepeda. Setelah mengumpulkan uang, akhirnya dia mampu membeli sebuah sepeda balap.
Dengan senang hati, dia mencoba sepeda balap tersebut. Setelah beberapa hari mencoba, dia kecewa berat. Dia tidak bisa mengendarai sepedanya dengan kecepatan tinggi. Bagaimana pun dia mengayuh, tetap saja sepeda berjalan dengan lambat. Akhirnya dia membawa sepeda tersebut ke tempat dimana dia membelinya.
“Pak, Anda menipu saya! Katanya ini sepeda balap, koq larinya lambat banget. Bahkan kalah oleh sepeda biasa.” katanya sambil marah-marah kepada penjual sepeda.
“Yang benar pak? Padahal pembalap nasional saja menggunakan sepeda seperti ini. Mereka bisa cepat koq?” kata penjual sepeda, keheranan.
“Buktinya? Saya sudah sekuat tenaga mengayuh, tetap saja lambat.” katanya menaikan nada suaranya.
“Mungkin ada yang rusak pak. Boleh saya periksa?” tanya penjual sepeda tetap tenang.
Kemudian dia memeriksa sepeda. Setelah beberapa saat dia berkata:
“Tidak ada yang rusak pak, kondisinya 100% .”
“Tapi.. kenyataannya? Sepeda itu lambat! Coba saja sendiri jika tidak percaya.” kata pemuda tersebut tetap pada nada tinggi.
“Baik pak, akan kami coba.” kata penjual sepeda sambil memberi isyarat kepada anak buahnya untuk mencoba sepeda tersebut.
Wussss…. setelah beberapa saat, sepeda itu melaju dengan kencangnya. Jelas saja membuat pemuda tadi bengong.
“Koq bisa yah?”, kata pemuda tadi bingung.
“Silahkan dicoba lagi. Saya mau lihat cara Anda membawa sepeda.” kata penjual sepeda sambil tersenyum lega, sebab sepedanya memang tidak apa-apa.
Pemuda tersebut mencoba mengayuh sepeda. Dia mencoba mengayuh dengan cepat dan sekuat tenaga. Memang benar, sepedanya tidak melaju dengan cepat. Usaha si pemuda mengayuh sepeda terlihat sia-sia karena sepedanya tidak juga melaju dengan cepat. Akhirnya, dengan badan penuh peluh, dia menghampiri penjual sepeda.
“Apa yang salah yah?”, katanya sambil tetap bingung.
Penjual sepeda tersenyum. Dia sudah menemukan dimana letak kesalahannya.
“Secepat apa pun Anda mengayuh, kecepatannya tidak naik dengan berarti jika Anda tetap di gigi satu.” kata penjual sepeda menjelasnya.
“Oh… jadi harus pindah gigi yah? Bagaimana caranya?”, kata pemuda tersebut sambil menahan malu. Mukanya merah padam. Jika tadi merah karena marah, sekarang merah karena malu.
***
Hikmah Cerita Motivasi Ini:
Mengapa pemuda tersebut hanya menggunakan gigi satu? Betul, karena dia menganggap sepeda itu hanya memiliki satu gigi. Bagaimana pun dia bekerja keras, dia tetap saja menyia-nyiakan potensi sepeda itu sebenarnya.
Begitu juga dengan kita. Kita akan bertidak sesuai dengan anggapan kita terhadap diri kita. Jika kita menganggap bahwa potensi kita hanya sebatas apa yang sudah kita dapatkan, mungkin kita juga menyia-nyiakan potensi diri kita sebenarnya.